Kenapa Selalu Berulang ?
Ini cerita dari seseorang yang mempertanyakan naik-turun keimanannya. Ketika ditimpa musibah, maka ia dengan khusyuk mendekatkan di pada Allah, Sang Penipta. Ia berdoa siang dan malam agar dilepaskan dari musibah yang menimpanya. Ia kerjakan semua amalan wajib bahkan amalan sunnah yang bisa mengabulkan doa-doa malamnya.
Ketika Allah Ta'ala melepaskan semua musibah yang menimpanya, mendadak ia lupa diri. Seakan-akan, dulu ia tak pernah merengek memohon kepada Allah. Duhai, betapa ngerinya tabiat ini. Di hatinya pun merasa ia salah jalan dan ingin keluar, tetapi kenapa selalu berulang ?. Ia kembali seperti semula yang tidak melakukan amalan lagi bahkan kewajiban sebagai seorang hamba, jauh dari Allah Ta'ala.
Musibah yang datang berkali-kali hanya angin lalu saat Allah memberikan kenikmatan kembali. Ia terlena dengan kemaksiatannya. Dan orang-orang yang berada di sekitarnya justru lebih takut, bagaimana kalau ia mendapatkan musibah yang lebih besar. Tapi Allah selalu menyuruh berbaik sangka, jadi doa untuk mendapatkan hidaya lebih rutin diucapkan.
Saat dapat musibah, ia merengek kepada Allah Ta'ala tapi ketika Allah menghilangkan musibahnya, ia lalu berbalik lupa akan kewajibannya sebagai hamba. Kenapa selalu berulang ?. Mungkin pertanyaan ini yang paling tepat dilontarkan untuk seseorang yang maju-mundur taat kepada Allah. Ada satu hal yang perlu dipahami dalam beragama yaitu cara kerja agama itu sendiri.
Dalam islam, seseorang dibebani tuntutan untuk mengetahui ajaran islam itu sendiri. Caranya tentu dengan belajar karena dengan ini, kita akan tahu mana yang benar dan salah. Pengetahuan ini mengantarkan kita pada ketakutan untuk berbuat salah karena kita tahu akan ada hukuman yang didapat karena perbuatan dosa itu. Sayangnya, ilmu ini tidak cukup karena selain dibekali akal, manusia juga diberikan nafsu buruk yang selalu mengajak pada perbuatan dosa.
Kalau begitu, apa yang membuat kita bisa istiqomah ?. Saya lalu mengingat kisah seorang yang membunuh 100 orang tetapi ia ingin bertaubat. Nasihat yang diberikan oleh ahli ilmu adalah hijrah. Kata ini bukan sekadar mengganti penampilan atau kebiasaan. Hijara bermakna langsung yaituh berpindah tempat. Kenapa ? karena lingkungan membuat pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang.
Jadi, jawaban yang paling mungkin untuk menjawab judul di atas adalah karena kita tidak berpindah lingkungan. Selalu berulang kembali kepada maksiat karena di sekitar kita adalah lingkungan yang selalu menggoda untuk melakukannya. Pergi dari lingkungan maksiat dan masuk ke tempat dimana orang-orang selalu mengajak kepada kebaikan niscaya maksiat itu tidak akan terulang lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar