Kebahagiaan Orang yang Suka Menunda Sholat

Ini bukan khutbah dari alim agama, tetapi murni mengungkapkan rasa. Jadi tak perlu penghayatan membacanya. Sholat tidak diperintahkan untuk dilaksanakan, melainkan untuk didirikan. Maksud kata didirikan di sini mencakup kekhusyuan dan keseriusan dalam sholat. Sayanganya, saya dan mungkin pembaca masih selalu tidak serius melaksanakan sholat misalnya dengan sholat di akhir waktu. Padahal kalau dipikir, aktivitas kita sebenarnya bisa ditunda untuk sholat yang hanya berkisar 10-15 menit itu.

Kebanyakan, sholat yang paling sering dilalaikan adalah isya dan shubuh. Kedua sholat itu adalah waktu paling enak untuk tidur. Saya pribadi paling sering menunda sholat isya bahkan hingga menjelang tengah malam. Apalagi kalau bukan mengkambing hitamkan hadits tentang sholat isya yang memang sebaiknya diakhirkan. Padahal, waktu akhir Baginda Nabi itu bahkan tidak pernah sampai tengah malam karena Beliau bukan ahli begadang.

Biasanya, ketika menundah sholat isya hingga menjelang tengah malam, sholat yang kulakukan sudah tercampur dengan banyak rasa antara capek, mengantuk, dan malas. Kalau sudah seperti ini, kualitas sholat sulit sekali terhitung menjadi mendirikan sholat. Bagaimana mungkin mendirikan sholat kalau setiap rakaatnya ingin cepat-cepat. Selain itu, ketika ingin tidur tapi ingat ternyata belum sholat, badan itu rasanya berubah jadi jeli yang tidak bisa beridri tegak.

Suatu hari saya bertekad untuk tidak menunda sholat isya. Jadi, setelah magrib saya tidak beranjak dari tempat sholat sampai kumandang adzan isya terdengar. Setelah itu saya pun sholat. Ketika menjelang tengah malam dan ingin tidur, saya langsung menyosor di tempat tidur tanpa harus memikirkan kewajiban sholat isya lagi -sungguh kebahagiaan yang luar biasa.

Saya pun pernah menunda sholat dhuhur hingga menjelang ashar. Pada waktu yang mepet itu, ternyata saya tiba-tiba harus keluar rumah untuk suatu keperluan. Di tengah kemepetan antara kewajiban sholat dan kepentingan yang harus diurus, saya jadi menyesal menunda sholat. Berkaca dari pengalaman itu, saya berusaha untuk tidak menunda sholat. Jadi, saat ini saya merasa bahagia karena kalau punya urusan yang harus dikerjakan, saya tidak dilema lagi karena sudah melaksanakan kewajiban sholat.

Pernah terlintas di pikiranku, kenapa sholat itu berat ? karena kita menganggapnya sebagai kewajiban yang dibebankan. Jadi, saya kembali memperbaiki niat dan mulai mengubah pandangan bahwa sholat tidak hanya kewajiban yang dilakukan seperti ritual, tetapi sholat adalah sumber spiritual. Tempat mengistirahatkan hati dan pikiran dari aktivitas dunia.


NB: Karena diriku mengutang dua kali, maka mucllah jurus ninja. Upload tulisan yang sudah lama tinggal di draft

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.