Mitos "The Power of Kepepet"
Pernah tidak, merasakan kenapa inspirasi atau kekuatan untuk melakukan sesuatu seakan muncul ketika mendekati deadline ? Bahkan, banyak orang yang beralibi bahwa "The power of kepepet" adalah jalan ninja di saat mereka sesungguhnya malas mengerjakan sesuatu. Oke, izinkan saya meralat kata "Mereka" menjadi "Saya" karena seperti saat ini, saya tengah dikejar deadline menulis dari ODOP (One day one post). ODOP adalah ruang bagi orang-orang yang memimpikan menjadi penulis melalui kerja keras. bagaimana tidak, setelah proses rekrutmen dilakukan, kamu ternyata belum sah menjadi anggota komunitas jika tidak bekerja keras melaksanakan tantangan menulis selama 7 hari. Sepertinya, suatu treatment yang baik bagi saya yang selalu berprinsip the power of kepepet.
Banyak hal yang menjadi cikal bakal kemunculan istilah the power of kepepet ini, salah satunya adalah prokrastinasi. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa latin pro yang artinya dimajukan dan cratinus berarti besok, secara tidak langsung dapat diartikan menunda melakukan sesuatu hingga besok. Orang yang melakukan prokrastinasi disebut prokrastinator. Alasan yang paling sering digaungkan adalah "Ah, waktunya masih panjang", Padahal ketika seseorang memutuskan untuk menunda pekerjaan yang harusnya dilakukan saat itu, tanpa disadari, waktunya semakin berkurang. Dan menjelang detik-detik terakhir, ia akan mengeluarkan seluruh tenaganya untuk mengerjakan tugas tersebut. Inilah salah satu alasan yang memunculkan istilah the power of kepepet itu.
Pertanyaan mendasarnya, kenapa seseorang bisa memiliki power yang besar ketika mendekati deadline untuk mengerjakan suatu pekerjaan ?. Dalam ilmu psikologi, proses motivasi seseorang terjadi dimulai dari adanya keinginan yang mendesak untuk dipenuhi, sehingga menimbulkan 'ketegangan' dan dari ketegangan tersebut akan terjadi dorongan untuk berperilaku demi memenuhi keinginan awal. Nah, bagi para penganut the power of kepepet, deadline diinterpretasikan sebagai ketegangan yang menjadikan dorongan untuk berperilaku akan menjadi lebih besar. Dengan begitu, seseorang akan menjadi lebih bersemangat untuk mengerjakan tugasnya.
Lalu, bagaimana dengan orang yang jauh dari prinsip TPOKP tersebut ? (Saya singkat yah, sudah dekat deadline nih^^). Bagi mereka, deadline bukan merupakan ketegangan yang akan menimbulkan dorongan untuk berperilaku. Saya selalu dibuat terkagum karena mereka mampu mengolah rasa dan suasana di dalam dirinya untuk menimbulkan dorongan tersendiri. Kemampuan tersebut berasal dari kombinasi antara keinginan yang kuat dan latihan yang konsisten. Tanpa keinginan yang kuat, dorongan untuk berperilaku juga tidak akan besar. Sayangnya, keinginan itu adalah suasana di dalam diri yang sangat mudah berubah. Untuk itu, keinginan yang kuat tadi harus ditemani oleh latihan yang konsisten.
Orang-orang akan selalu menyanjung TPOKP karena toh, tugasnya juga selesai. Selain itu, banyak juga yang beralasan tidak bisa mendapat inspirasi untuk mengerjakan tugas jika bukan mendekati deadline. Ini dikarenakan tujuan akhir yang dibangun adalah tugas terselesaikan pada deadline yang telah diatur sebelumnya. Terlihat bagus dan normal bagi sebagian orang, tetapi ternyata TPOKP menyimpan hal-hal yang justru merugikan bagi pelakunya.
Adalah sebuah mitos jika seseorang akan senang mengerjakan tuags mendekati deadline karena hanya pada saat itu ia mengaku baru bisa mendapatkan inspirasi. Justru, yang terjadi dalam diri kita adalah ketegangan psikologis yang dapat memicu stres. Hasilnya, tugas tidak akan sesuai dengan apa yang telah diharapkan sebelumnya. TPOKD dapat menurunkan kualitas kerja seseorang yang seharusnya dapat menghasilkan yang lebih baik. Ini akan menimbilkan penyesalan yang sia-sia.
Contoh nyatanya adalah apa yang teman-teman sekalian baca sekarang. Ini adalah tulisan yang dihasilkan dari TPOKD yang sebenarnya jika sesuai rencana penulisnya akan disertakan beberapa riset dari jurnal psikologi. Bahkan, inipun tanpa gambar huhu. Apalah daya, sang penulis dalah penganut TPOKD garis keras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar