Menyiasati Mood Menulis

Ini adalah hari keempat dari tantangan menulis komunitas ODOP (One Day One Post). Sayangnya, saya gagal memenuhi tantangan kemarin, sehingga harus memposting 2 tulisan (ngutang) di hari ini. Sebenarnya, ide tulisan sudah ada, tetapi mood menggagalkan realisasi ide tersebut. Mungkin tidak hanya saya yang masih mengandalkan mood untuk menulis karena saya cukup sering mendapat keluhan yang sama. Ini berarti bahwa mood masih menjadi masalah yang penting untuk dibahas di kalangan penulis. Terlebih lagi penulis blog seperti saya. Berbeda dengan orang yang menjadikan menulis sebagai profesinya, mood ataupun tidak mood, tetap harus menulis karena tuntutan pekerjaan. 

Lalu, apa sebenarnya mood itu ? Dan bagaimana cara menyiasati agar tetap produktif dalam menulis ?. Adinugroho dalam jurnalnya yang berjudul "Memahami Mood dalam Konteks Indonesia" menjelaskan bahwa mood adalah keadaan emosi yang bersifat jangka panjang dan dapat berubah tanpa ada objek spesifiknya. Artinya, mood seseorang dapat berubah menjadi positif atau negatif secara tiba-tiba tanpa adanya pemicu yang jelas. 

Keadaan mood yang positif maupun negatif juga akan berdampak pada perilaku manusia, seperti pengambilan keputusan, kemunculan ide, dan kreativitas termasuk menulis. Mood adalah keadaan emosi yang sifatnya valensi dengan dua kutub berlawanan yaitu pleasure dan displeasure. Banyak hal yang dapat memengaruhi perubahan mood, misalnya suasana film yang dinonton apakah sedih atau senang, mengingat masa lalu, atau peristiwa yang terjadi di hari itu (gajian, promosi jabatan, dll dan hal ini berbeda setiap orang. Solusi yang paling tepat adalah mengenali diri sendiri kemudian menyusun siasat dalam menanggulangi mood. 

Mengenali diri sendiri dapat dimulai dengan cara memperhatikan kapan jam produktif kita berlangsung. Ada orang yang mampu berpikir jernih pada saat pagi hari dan ada juga orang yang mampu mengeluarkan ide kreatif hanya ketika menjelang tengah malam atau yang biasa diistilahkan night owl.  Apapun tipe kamu, semuanya bergantung pada kebiasaan. Karena kebiasaan dapat diubah, maka jam produktif juga dapat dilatih sesuai dengan kebutuhan kita. Misalnya sebenarnya jam produktif saya adalah malam hari, tetapi karena alasan kesehatan, maka saya ingin menjadi produktif di pagi hari. Ini dapat berubah tergantung dari seberapa besar ketekunan kita melatih diri.

Dalam menulis, seseorang dapat meningkatkan mood dengan cara banyak membaca buku. Tetapi, jika baca buku juga tidak mood, maka sebaiknya jalan-jalan keluar rumah dan mengobrol dengan orang lain. Saat jalan-jalan keluar rumah, kita dapat melihat banyak hal sebagai sumber informasi sedangkan mengobrol dengan orang lain merupakan proses bertukar informasi. Keduanya memberikan kesempatan kepada kita untuk mempelajari banyak kata (vocab)

Informasi dari live streaming Tempo Institute, salah satu cara untuk menyiasati mood dalam menulis adalah dengan teknik free writing yaitu menulis semua yang ingin ditulis hingga selesai tanpa menghapus. Sayangnya, teknik ini bisa mengabaikan kaidah penulisan Bahasa Indonesia. Untuk itu, disarankan mengedit tulisan tersebut paling cepat 1 jam setelah selesai ditulis. Dalam teknik ini, kita harus menulis tanpa jeda karena jika mengambil jeda, maka mood akan mengambil alih dan tulisan tidak akan selesai. 

Jadi, bagaimana caramu menyiasati mood ?




4 komentar:

Butiran Atom mengatakan...

Sangat bermanfaat.

Sajakse mengatakan...

kalo aku mensiasati mood nulis ya liat2 postingan anggota ODOp yang lainnya

Viandri mengatakan...

Enter tiap paragraf kurang berjarak. Terlalu dekat.

Kalau kurang mood suka nulisnya gak selesai-selesai atau gak asal jadi.🤭

Julia mengatakan...

kalo saya sih, makan jajan atau endomie, ntar mood balik lagi. Receh amat yak, kwkwkw

Diberdayakan oleh Blogger.