Jendela dan Puisinya
Hanya rintik hujan yang singgah di dahanku
Sedang kau, tak lagi merenung di bawah tiraiku
Tak jua menyapa mentari di balik kaca usangku
Sedang diriku semakin rapuh
Di sudut ruang yang terlupakan
Aku menunggu bayangmu memantul dari kaca usangku
berharap kau membersihkan debunya
Agar mentari siaga merambatkan sinarnya
Walau pada akhirnya...
Aku hanyalah sebuah jendela yang dirundung cemburu setiap saat
Melihat pintu selalu menyambutmu
Dan kau dengan senang hati menyapanya
Jika mataku telah tertutup api
Kuizinkan pencuri masuk ke rumah mu
Dan kuminta dia mencuri hatimu
Agar lembutnya kembali menjamahku
Di setiap malam bersama rembulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar