Seni Bergembira


Dalam buku Dr. ‘Aidh al-Qarni yang berjudul “La Tahsan”, dikatakan bahwa kegembiraan adalah seni yang dapat dipelajari oleh semua orang. Dimana ketika kita mengetahui cara mendapatkannya, maka ia akan sangat bermanfaat kepada kehidupan kita. Tak pernah terpikirkan jika kegembiraan adalah sebuah seni drama yang akan sukses dijalankan melalui latihan-latihan para aktornya.

Tak hanya itu, drama kian bermakna ketika ada kerja sama di antara setiap aktor. Jika kegembiraan adalah drama, lalu alasan apa yang paling tepat untuk tidak bergembira hari ini ?. Mudah saja, kita hanya butuh latihan bak aktor drama yang akan segera pentas. Ada beberapa latihan yang dapat dilakukan agar kita dapat mementaskan kegembiraan.

Yang pertama adalah dengan mengingat Allah “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang (Q.S. Ar-Ra’d.28)”. layaknya seorang aktor drama, yang selalu mengingat naskah dramanya, maka hatinya akan tenang. Allah telah memberikan kita naskah yang tak sekadar naskah drama. Tetapi naskah kehidupan yang apabila kita mengikutinya, maka kita tak akan tersesat di dunia, Al-Qur’an. Maka bergembiralah dengan mengingat Allah dan bergembiralah dengan menyelami kalamullah.

Cara kedua adalah dengan menolong dan berbuat kebaikan terhadap orang lain. Jauh sebelum kajian psikologi yang menyatakan bahwa kebahagiaan akan didapatkan dengan menolong orang lain, islam telah menganjurkan hal itu 14 abad yang lalu bahkan sebelum kata psikologi tersebut lahir.

Dalam buku Laa Tahsan, disebutkan sebuah hadits shahih bahwa : “Di hari kiamat nanti, yakni saat Allah menghisab hamba-Nya, Dia akan berkata kepadanya. ‘Wahai anak adam, aku lapar namun engkau tidak memberiku makan’. Hamba itu menjawab, ‘Bagaimana mungkin aku memberi-MU makan, sementara Engkau adalah Rabb semesta alam/’ Allah berkata ‘Tidaklah engkau tahu bahwa hamba-Ku si Fulan ibn Fulan, sedang kelaparan, namun engkau tidak memberinya makan. Ketahuilah, seandainya engkau memberinya makan, maka engkau akan dapatkan semua itu di sisi-Ku’.”

Hadits tersebut mengandung makna bahwa berbuat baik kepada orang lain, akan diberikan ganjaran yang luar biasa dari sisi Allah. Maka sejatinya, berbuat baik kepada orang lain itu adalah kebutuhan kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.