Psikologi Massa dalam Film Tilik dan Cream


    Jika memandang secara eksplisit dari kedua filmi ini, tidak ada keterkaitan sama sekali. Film Tilik adalah sebuah film lokal yang menceritakan kisah tentang sekumpulan ibu-ibu yang hendak menjenguk ibu lurah di rumah sakit dengan mengendari mobil truk. Sedangkan film Cream adalah sebuah film yang berbentuk animasi bercerita tentang penemuan menakjubkan berupa krim dengan berbagai manfaat untuk kehidupan mulai dari penyembuhan, pembentukan makanan, dan masih banyak lagi. Dari segi latar cerita yang ditampilkan kedua film tersebut sudah sangat berbeda karena Film Tilik mengambil latar di sebuah desa dengan suasana yang sangat nyata dalam artian menggambarkan fenomena yang terjadi di keseharian kita. Sedangkan latar yang ditampilkan dalam film Cream adalah gambaran yang belum begitu nyata.

    Setelah menonton kedua film tersebut, saya akhirnya mendapatkan keterkaitan dari perpektif psikologi massa. Secara singkat, psikologi massa adalah salah satu bagian dari ilmu psikologi yang membahas mengenai proses perilaku dan pemikiran yang terjadi pada sekumpulan massa. Sedangkan massa sendiri artitnya adalah sekumpulan orang yang disatukan karena memiliki kesamaan dalam hal minat, keterkaitan dan tujuan tertentu. Menurut Gustav Le Bon, seorang ahli yang dijuluki Bapak Psikologi Massa, seseorang dapat melakukan hal-hal yang diluar tindakan sadar atau melanggar norma ketika berada dalam suatu massa. 

    Dalam Film tilik, tokoh Bu Tejo adalah seseorang yang melemparkan argumen (menggosip) mengenai seseorang yang bernama Dian. Untuk menguatkan argumen, Bu Tejo meminta pendapat dari ibu-ibu lain yang ada di dalam truk tersebut dan akhirnya beberapa ibu ada yang mendukung pendapat Bu Tejo itu seperti Ibu Tri. Perilaku Bu Tejo ini bertujuan untuk mengumpulkan massa agar pendapatnya bisa diterima karena jika hanya dirinya sendiri yang berpendapat seperti itu, maka pendapat itu tidak akan kuat dan tidak akan memengaruhi orang-rang di sekitarnya. 

    Ada satu istilah yang terdapat dalam psikologi massa yaitu law mental unity yang berarti bahwa massa dapat muncul karena kesamaan mental dan pikiran. Bu Tri dalam dialognya, selalu membenarkan perkataan Bu Tejo karena mereka berdua tidak suka dengan Dian seperti potongan dialog yang kurang lebih mengatakan seperti ini "Dian selalu menggoda suami orang". Sedangkan dalam film cream, massa dapat terbangun karena munculnya sebuah penemuan yang luar biasa yaitu berupa krim yang nemiliki banyak manfaat dan dapat membuat kehidupan bisa sejahtera. 

    Dalam Film Cream, setidaknya ada dua kelompok massa yang terkumpul yaitu pada saat publikasi penemuan krim itu sendiri daan pada saat muncul berita negatif mengenai krim. Keduanya muncul atas dasar law mental unity karena pada massa pertama memiliki keterkaitan terhadap antusiasme penemuan krim sedangkan massa kedua muncul karena kesamaan memprotes adanya krim. Massa dalam perspektif psikologi tidak selalu bersifat negatif, tetapi massa dapat bersifat agresif atau pun konstruktif tergantung dari tujuan yang akan dicapai. 

    Massa juga dapat terbentuk karena adanya inisiator yang mengumpulkannya. Dalam film Tilik, inisiator yang tampil secara gamblang adalah Bu Tejo, tetapi sebenarnya masih ada inisiator di baliknya karena Bu Tejo mengaku mendapatkan berita tersebut dari media sosial dan internet. Sedangkan inisiator terbentuknya massa dalam film cream tidak digambarkan secara gamblang yang jelas mereka menginisiasi terbentuknya berita negatif mengenai krim, sehingga muncul massa yang memprotes keberadaan krim tersebut. Selain dari segi psikologi massa, saya belajar dari kedua film ini bahwa media memiliki peran yang sangat besar terhadap perilaku seseorang atau sekumpulan massa.

9 komentar:

Yonal Regen mengatakan...

setuju mbak, peran media memang luar biasa. semoga media yang menjamur di sekitar kita menjadi wadah informasi yang valid, sehingga tidak mudah menggiring opini masyarakat yang mudah tersulut

nirma magfirandha mengatakan...

@Yonal Regen : Iya, betul skali. terima kasih Sudah mampir

Avis_melivera_13 mengatakan...

Media memang gila bos... Wkwwkw

Nurafrinaapr mengatakan...

Aku insekyur membaca tulisan ini,keren kak

Devi Milasanty mengatakan...

gak bisa kata- kata kok bisa dari sudut psikologi massa dan keren sekali loh

Ulva Hiliyatur Rosida mengatakan...

Mantap kak, dapat review film dari berbagai perspektif nih

Sofia Zef mengatakan...

Wah..keren, menganalisa dari segi psikologi massa. Menarik kak.

Viandri mengatakan...

Analisanya suka banget. ..

Isti K mengatakan...

keren kaka.. semangat terus nulisnnya,

Diberdayakan oleh Blogger.