Berkata Siap Pada Suatu Amanah




(SUmber Gambar : http://masdukiasbari.files.wordpress.com/2014/04/amanah-memilih.png)

Setiap perjalanan akan terlewati dengan peristiwa yang akan membuat kita mengalami perubahan, entah berubah menjadi baik atau sebaliknya. Berjalan tentu membutuhkan stimulus yang menjadikan kaki ini bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan oleh otak.
Kita dilahirkan dari rahim ibu sebagai amanah dari Allah yang dipikulkan kepada kedua orang tua kita. Dan tentunya siklus kehidupan ini akan berlanjut dengan pemberian amanah sejalan dengan lahirnya para bayi berikutnya. Hidup memang tak akan pernah lepas dari amanah, sebagaimana awal kehadiran kita di dunia ini sebagai amanah. Namun, berkata siap pada suatu amanah tak sekadar mengucapkan di lisan kita. Yah, tak semudah anggukan kepala yang dilambangkan sebagai kesiapan akan amanah tersebut. Kita butuh keyakinan sebagaimana gerakan kaki yang dihasilkan dari stimulus. Kita memerlukan kekuatan untuk memimpin tubuh ini menjalankan amanah itu. Dalam pada itu, pertanyaan yang paling mendasar adalah seberapa lama waktu yang diperlukan utuk meyakinkan diri ini dan seberapa besar kekuatan yang dibutuhkan ?. pun jika keduanya telah terpenuhi, tak ada yang mampu menjaminkan seberapa lama keyakinan dan kekuatan itu betah menopang diri ini dalam menjalankan amanah. Maka percaya tidak percaya, filosofi munculnya kata “Panas-panas tai ayam” itu muncul dari fenomena ini. Lalu disusul oleh kawannya dengan kata yang lebih nyelikin “Muntaber (Mundur tanpa berita)”. So, tak heran lagi jika kita bertemu dengan orang-orang yang dengan semangat juang 45 bak pahlawan zaman penjajahan untuk menjalankan rutinitas amanah, misalnya saja menuntut ilmu, tetapi ia dengan mudahnya dihentikan oleh masalh sepeleh karena kelelahan. Berapa banyak kepala di luar sana yang dulunya ber-capek-capek ria demi memberi makanan otaknya dengan ilmu. Bahkan menempuh perjalanan panjang dan menerobos teriknya matahari. Tapi, hanya karena tersandung kerikil  hingga ia dengan rela memutar balik kemudi dan hasilnya, kita akan berjumpa dengan kepala yang kembali dalam kejahiliyaan, naudzubillah. Yah, ibarat tai ayam yang panasnya hanya pada detik-detik setelah dikeluarkan sang empunya. Tak percaya ? coba saja colek setelah beberapa menit –saya sih belum coba, tau dari teman aja hehe.
Mungkin gambaran itulah yang membuat sebagian orang berkata belum siap pada suatu amanah. Yah, amanah yang sungguh berat bahkan beratnya tak sebanding dengan gunung uhud. Apalagi amanah yang seberat itu selain enam kata ini “DAKWAH”. Amanah untuk berdakwah. Mengamalkan ilmu dan mendakwahkannya, amal ma’ruf nahi munkar. Bahkan rasulullah pun sampai menggigil dan minta diselimuti oleh kekasihnya karena amanah ini. Beliau sungguh merasa berat padahal dalam dadanya, sarang syaitan telah dimusnahkan agar tidak menghembuskan rayuan nisbi. Beliau masih merasa tak sanggup padahal dalam dirinya telah dipenuhi dengan kepribadian yang mulia. Ahh, apatah lagi diri kita yang masih berlumuran bulir-bulir dosa, yang pribadinya jauh dari kemuliaan. Sehingga, untuk berkata siap pada amanah dakwah, membutuhkan perenungan panjang untuk mengumpulkan keyakikan dan menyerap saripati kekuatan. Melewatkam sepertiga malam dengan sekali sujud tak akan pernah cukup dan tentunya akan terus dibutuhkan.
Suatu ketika, di sela-sela perunungan itu. Ada bisikan yang entah siapa, tetapi kuyakini dia bernama nurani “Jangan ragu, di sekitarmu ada banyak yang terhimpit masalah tetapi tetap menyunggingkan senyum demi dakwah, ada ribuan insan di luar sana yang rupiahnya habis bahkan untuk membeli makan pun tak ada demi menyumbang untuk dakwah, ada berjuta jiwa yang dengan rela dihina, dicaci maki demi dakwah, demi Allah, untuk Allah, untuk tegaknya kalimat Laa ilaha illallah. Inilah tujuan hidup, inilah amanah kita yang sebenarnya, maka ketika ada satu amanah yang tak menunggu diri ini mengaku siap, tak perlu anggukan kepala, mau tak mau bebannya dipikulkan di pundak kita, itulah dakwah”.

(Sumber Gambar : http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRk8dGOc0mJT_1AB6h6HK39mUcpvrv_slzEFsn8KFu5a2PPjRHyKw)




Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.