Bencana Prokrastinasi

Prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu “pro” yang berarti “maju”, ke depan, lebih menyukai dan “crastinus” yang berarti “besok”. Dalam bahasa sehari-hari, proakrastinasi diartikan sebagai menunda suatu hal untuk dikerjakan. Dalam hidup, kita menjumpai berbagai tugas yang harus dikerjakan dan apabila tidak ada kontrol diri dan regulasi diri yang baik,  maka kemungkinan yang terjadi adalah prokrastinasi.  Menurut Hans Eysenck kebiasaan yang dilakukan terus menerus akan membentuk kepribadian seseorang. Sebagian ilmuwan mengatakan bahwa kepribadian dapat diturunkan melalui genetik.

Ada sebuah cerita yang saya angkat dari kehidupan nyata saya sendiri. Pada malam-malam tertentu dari tujuh hari yang ada, saya selalu bertemu dengan ayah di meja kerjanya. Kebetulan meja belajar saya dan meja kerjanya berada dalam satu ruangan. Dan di depan kami ada tumpukan kertas yang tentunya hasil prokrastinasi –kata ibu saya, kertas itu adalah anak cucu dari tugas yang kemarin bertemu, jatuh cinta dan akhirnya mempunyai banyak anak cucu. 

Hal yang menggelikan adalah ketika saya tanyakan kepada ayah, kapan deadline pengumpulan, jawabannya akan sama dengan deadline pengumpulan tugas saya, yah, besok. Jadi, jangan heran kalau menemukan orang Indonesia yang berpribadi prokrastinasi karena hal ini sudah terbentuk menjadi budaya. Tapi budaya tersebut dapat diubah apatah lagi jika hanya kepribadian. Mengubahnya dapat dilakukan dengan melatih diri mengerjakan tugas sesegera mungkin setelah diberikan.  

Al-Hasan Al-Bashri berkata “hati-hati dengan sikap menunda-nunda, Engkau sekarang berada di hari ini dan bukan berada di hari besok. Jika besok tiba, engkau berada di hari tersebut dan sekarang engkau masih berada di hari ini. Jika besok tidak menghampirimu, maka janganlah engkau sesali atas apa yang luput darimu hari ini”. Di perpustakan fakultas saya, terdapat begitu banyak penelitian yang mengangkat isu prokrastinasi dan tentunya penelitian tersebut menawarkan sejumlah solusi untuk menghindari masalah prokrastinasi. Tetapi kenyataan terlalu miris ketika orang-orang yang mengetahui solusi-solusi itu namun tetap terjerat dalam ikatan prokrastinasi. 

Ternyata, akar dari prokrastinasi tidak hanya rendahnya kontrol dan regulasi diri kita. Akar dari masalah ini adalah kata “nanti” yang merupakan bagian dari tentara-tentara setan. Ketika mereka menyerbu dan kita tak punya pertahanan militer yang baik, maka tunggulah bencana pada kehidupanmu.

 Saya menulis nasihat ini –atau mungkin belum pantas disebut nasihat. Sebagai bentuk penjagaan diri agar kita bersama dapat membentuk pertahanan militer yang kuat dalam menghadapi serbuan tentara setan. Tulisan selalu menjadi guru bagi penulisnya dan bagi orang lain. Allah berfirman :

“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan ? (itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”. (Q.S. As-Saff:2-3).

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.