Pekerjaan Tanpa Gaji yang Banyak Peminat

Hai, di tulisanidak ngut ini akan beda seperti tulisan sebelum-sebelumnya. Sapaan yang kugunakan adalah "Aku". Kenapa mendadak berubah ? yah, karena kurasa susah gitu kalau harus menulis seperti model tulisanku sebelumnya tetapi dalam bahasan yang ringan. Jatuhnya jadi kaku banget. Pekan ini aku berusaha untuk tidak ngutang lagi. Kapok bener dah, ngutang tapi setiap hari senin harus dag dig dug taku di kick dari grup komunitas.
Kali ini aku mau cerita, pernah ketemu konten video yang bagus banget menurutku. Di situ diceritakan kalau si pembuat videonya wawancarai beberapa anak muda yang pengen kerja. Nah, si pewawancara sebut saja namanya Baso, menawarkan pencari kerja tersebut pekerjaan yang menurutku -dan semua pencari kerja yang diwawancarai di video, itu gak masuk akal. 

Baso menawarkan pekerjaan yang harus bekerja seharian kadang sampai 24 jam non stop. Salah satu orang yang diwawancari bertanya dengan heran, "Wah, emang ada pekerjaan seharian gitu ? Gajinya berapa". Saat Baso menjawab, yang bertanya justru semakin kaget karena gaji dari pekerjaan tersebut tidak ada. Gila kan ? Mana ada orang yang mau kerja seharian tanpa digaji.

Para pencari kerja pun bingung dan penasaran dengan pekerjaan itu. Baso lalu menjawab, pekerjaan yang dia tawarkan adalah menjadi seorang ibu. Sontak, semua orang terharu bahkan ada yang langsung menghapus air matanya yang sudah merembes ke pipinya. Yah, pekerjaan yang bekerja seharian penuh dan tidak digaji itu adalah menjadi seorang ibu. Sungguh pekerjaan yang sangat sulit dan membutuhkan kesiapan besar. 

Walaupun aku belum menikah, tapi sudah menyaksikan secara kasat mata dan merasakan bagaimana menjadi seorang ibu. Di rumahku ada dua keponakan yang aktifnya luar biasa. Kadang saya sampai pusing mau masak tapi anaknya rewel. Jadi, aku tau banget bagaimana bahagianya seorang ibu saat anaknya tidur. Begitulah menjadi ibu, harus multitasking, multitalent, dan multi-multi yang lainnya. 

Kalau ada suara-suara yang protes karena berpendapat kalau pekerjaan seorang ibu itu menjadi susah karena budaya yang patriarki, saya pastikan tak ada suaraku di situ karena menurutku laki-laki dan perempuan memang punya peran dan tanggung jawab yang berbeda. Walaupun harus digaris bawahi kalau pekerjaan domestik di rumah tidak selamanya hanya dilakukan oleh istri/ibu saja. Peran bapak/ayah di sini snagat penting juga. 


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.