Pandemi dan Freshgraduate
Sebagaimana yang sudah banyak
dibicarakan orang, virus corona ini menyerang segala aspek kehidupan manusia,
tidak hanya dari aspek kesehatan saja, tetapi mulai dari pendidikan, hingga
ekonomi. Hal inilah yang membuat virus corona diumumkan sebagai pandemi secara
global. Artinya hampir semua orang di dunia merasakan dampak dari virus corona
ini, termasuk teman-teman dan saya sendiri.
Februari sebelum corona menyebar
ke Indonesia, saya sudah wisuda dan tentunya punya segudang rencana. Saya
berencana ke kediri untuk les bahasa inggris, lalu ke Yogyakarta buat daftar
daftar S2. Ternyata Allah berkehendak lain. Sekitar awal April, Presiden
Indonesia mengumumkan PSBB mengikut adanya warga Indonesia yang terkonfirmasi
positif corona.
Alasan PSBB itulah yang membuat
saya mengubah rencana yang memilih untuk kerja atau magang dulu sebelum lanjut
S2 tahun depan. Setelah wisuda, saya masih punya sangkutan di kampus yang harus
diselesaikan sebelum mengambil ijazah. Saya harus mengurus ringkasan skripsi
kemudian di-upload menjadi jurnal
penelitian. Untuk orang yang malasnya minta ampun kayak saya, pekerjaan ini
butuh waktu berbulan-bulan. Jadilah saya baru bisa mendapat ijazah di bulan
Juni.
Stay di rumah yang lama dalam
waktu ternyata membuat saya semakin malas. Awalnya berencana untuk kerja,
tetapi sampai sekarang belum mendapat kerja karena tidak ada yang sesuai dengan
keinginanku ditambah orang tua tidak mendukung untuk bekerja, jadinya saya
hanya tinggal di rumah. Walaupun sebenarnya sudah sangat berat, di umur yang
hampir seabad tetapi belum bisa membiayai diri sendiri. Kalau lelucon di meme,
ada yang bilang mau minta uang malu, gak minta uang mati. Mungkin lelucon itu
sangat cocok bagi freshgraduate yang masih berjuang mencari pekerjaan.
Pandemi tidak selalu berdampak
buruk, ada juga beberapa yang justru membuka peluang bagi kita. Misalnya, di
pandemi ini membuat banyak pelatihan online yang dibuka baik secara gratis atau
berbayar. Ini membuat kita jadi lebih mudah mengakses pengetahuan baru tanpa
harus berpindah tempat. Ada juga kuota gratis yang disediakan oleh beberapa
provider. Tentunya, memaksimalkan peluang itu. Bagaimanapun malasnya saya, ada
juga bagian diriku yang menggenjot untuk moving
dari keadaan yang tidak berkembang. Saya pun gencar mencari komunitas, les
bahasa inggris, ataupun pelatihan secara daring.
Bertemulah saya dengan komunitas
ODOP (One Day One Posting) dan langsung jatuh cinta. Saya pikir komunitas ini
bisa sebagai terapi bagi saya yang berharap jadi penulis tapi malas menulis wkwk. Dan pikiranku itu tidak meleset
sama sekali. Buktinya, blogku sudah penuh tulisan dua bulan terakhir ini
setelah 4 tahun ditinggal berdebu. Setiap hari harus berpikir dan mencari tema
tulisan. Kalau dulunya saya membutuhkan banyak waktu untuk mengumpulkan bahan
tulisan, membaca, dan membuat kerangka tulisan.
Saat menjadi bagian dari ODOP,
saya harus bekerja cepat setiap harinya. Jadi, kebanyakan tulisan adalah hasil
curhatan sehari-hari. Kenapa ? Karena di ODOP kita diharuskan posting setiap
hari dengan batas waktu 23.59 WIB. Nah, setiap postingan itu akan diberikan
poin. Kalau tepat waktu, maka poinnya juga penuh tapi kalau lewat dari batas
waktu, maka akan terhitung utang. DI akhir pekan akan dihitung jumlah poinnya.
Kalau tidak mencapai target, maka kita dinyatakan gugur dan tidak bisa menjadi
anggota ODOP. Keren kan ?
Meskipun sebagai freshgraduate yang belum bekerja, aktivitas
menulis setiap hari membuat saya tidak merasa terlalu pengangguran. Setiap hari
harus mencari ide tulisan dan menulis ide tersebut. Untuk penulis pemula yang
seperti saya, menyelesaikan satu tulisan membutuhkan sekitar 1 atau 2 jam. Beda
dengan teman-teman di komunitas yang bisa menyelesaikan satu tulisan dalm waktu
30 menit saja.
Setidaknya di tengah pandemi ini,
saya masih punya kegiatan yang bermanfaat dan bisa belajar banyak hal dari
komunitas ODOP. Semangat menulis di ODOP betul-betul meningkat karena melihat
banyak teman lain yang sudah punya habit menulis. Sebagai freshgraduate yang
minim skill dan pilih-pilih pekerjaan, gabung di komunitas ODOP ini sangat
membantu saya untuk terus semangat menulis.
7 komentar:
Wah, sesama fresh graduate nih, semangat mbakk! :)
Semangat, Kak..
Semoga tahun depan bisa lanjut S2-nya..
Semangat selalu ya kak... Semoga semuanya tercapai
Wow samaan kita hehehe.
Aku juga waktu bikin opini bahas hal yang hampir sama
Selalu ada tantangan. Tetap semangat kak. Aku jadi ingat masa lalu pas jadi fresh graduate
Yay...jadi ada kesibukan setelah lulus nih. Semangat Kak
Wah keren tulisannya kakak... tetap semangat menulis, kita lulus bareng-bareng di ODOP ya kakak...
Posting Komentar