Dongeng Sebelum Tidur

Akhir-akhir ini lagi tren cerita horor tentang pendakian. Biasanya cerita ini berisi tentang pengalaman mistis yang dialami oleh pendaki gunung. Sejujurnya saya adalah orang yang penakut saking penakutnya saya ingat waktu kecil dulu pertama kali film DAS (Di sini Ada Setan) menayangkan filmnya yang berjudul Suster Ngesot, saya tidak mau injak lantai. Jadi, dari bangun tidur saya minta bapak gendong kalo mau kemana-mana. Untungnya hari itu hari Ahad. 

Itu memang waktu kecil umur 10 tahun mungkin. Tapi sekarang, walaupun umurku sudah hampir setengah abad, saya tetap masih penakut. Bedanya, saya sudah mulai bisa mengontrol ketakutan itu. Di psikologi, saya belajar kalau takut itu ada objeknya, tapi yang buat objek itu seram atau tidak yah persepsi di kepala kita.

Akhirnya, beberapa kali di setiap malam sebelum tidur, saya selalu membaca cerita tentang pengalaman mistis pendaki. Walaupun saya tidak tau apakah cerita itu pengalaman yang betul-betul nyata atau karangan yang didongengkan. 

Dalam islam, kita memang wajib percaya kalau alam ghaib itu benar-benar ada. Tujuannya bukan untuk ditakuti karena muslim yang taat tidak boleh takut selain pada Allah Ta'ala semata. Jadi, membaca dongeng-dongeng seram setiap sebelum tidur cara saya biar tidak takut lagi.

Waktu kuliah psikologi klinis, saya ingat ada terapi yang (kalau tidak salah) namanya exposure therapy. Terapi ini akan menghadapkan seseorang pada objek yang ditakutinya secara langsung dengan harapan bisa menimbulkan coping untuk seseornag tersebut. 

Nah, kira-kiranya saya sering baca cerita horor itu biar rasa takutnya berkurang. Semalam saya baca lagi di salah satu akun ig yang memang produksi konten horor dalam pendakian. Ada satu hal yang bikin sebel karena di slide terakhirnya ternyata muncul gambar setan dengan muka serem. Ihh jadi merasa mau nimpuk penulisnya. Niat hati mau nhurangin ketakutan yah malah tambah takut kalo begini caranya. 

Eh, tentang terapi ras atakut tadi, saya mau bilang prosesnya tidak sesederhana yang saya sebut di sini. Kalau terapi dari psikolog pasti akan ada prosedur-prosedur yang sesuai dengan standar. Jadi jangan lakukan sendiri di rumah yah. Cerita ini hanya sekadar pengalamanku membaca cerita horor malam hari. Tidak setiap hari juga, tapi paling enak memang dibaca malam hari. 






Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.